
Kisah yang sangat pilu ini terjadi pada keluarga kecil yang mempunyai seorang anak kecil, anak yang aktif ini suka sekali menggambar, dimanapun tempatnya selalu bisa menjadi media gambarnya, barang kali si kecil tidak tau apa makna gambarnya, perasaan yang ada di curahkan dalam sebuah gambar yang jarang kali di mengerti oleh orang dewasa, termasuk kedua orang tuanya, petaka terjadi ketika si ayah membeli sebuah mobil, ya sebuah mobil. Mobil impian bagi si ayah manapun, bangga, senang bisa membeli sebuah mobil dari hasil kerja keras sebagai kepala rumah tangga. Kebahagiaan pun barang kali juga di rasakan si kecil.
Suatu ketika si kecil menunjukkan tingkahnya dengan menggambar di mobil tersebut, dia corat coret mobil tersebut dengan senangnya, dia tidak berpikir akan akibatnya, dia hanya menggambar dan mungkin harapannya dia mendapatkan pujian dari orang tuanya. si ayah yang mengetahui mobil barunya di hiasi coretan si kecil naik pitam, dia pukuli kedua tangan si kecil berkali-kali, si kecil yang sangat kesakitan dan ketakutan tidak berani menunjukkan sakitnya pada ayahnya hingga berhari2, hanya meringis dan dia tahan sakitnya sendirian, berhari-hari dia tahan dan tidak berani si kecil menunjukkan kesakitannya pada ayah ibunya, si bibi yang tiap hari tidur dengan sikecil merasa heran, kenapa si kecil selalu meringis kesakitan, dia bawa si kecil untuk di periksa, dan memang sungguh di luar bayangan kita, tangan si kecil telah infeksi, bagian dalam tangannya telah infeksi, bernanah dan hanya satu cara menyelamatkan nyawanya supaya infeksi tidak menjalar, yaitu Tangan harus di amputasi. Tidak sampai hati saya membayangkan, berapa lama si kecil ini menahan sakit, seberapa lama si kecil menyembunyikan rasa sakit nya dari kedua orang tuanya hanya supaya tidak marahi kembali, rasa takutnya pada kedua orang tuanya mengalahkan rasa sakit di tanganya. Dan si kecil telah menjalani operasi amputasi tangannya, ketika tersadar kedua tangan nya tidak ada, si kecil sambil menangis mengatakan “ ayah mama maafin aku, tolong kembalikan tanganku”
0 comments:
Post a Comment